Jumat, 07 September 2012

Sekilas Tentang Lokasi Kegiatan di Desa Ampekale

Penentuan Lokasi kegiatan merupakan yang sulit bagi teman-teman panitia "KEMAH REHABNAS 2012" . Meski demikian tak menyurutkan semangat panitia untuk melakukan survei di lokasi yang menjadi rencan kegiatan ini. beberapa lokasi yang sempat menjadi kegiatan ini diantaranya Pulau Saugi Kabupaten pangkep, Desa Bojo Kabupaten Barru, Dusun Puntodo Kabupaten Takalar dan pada akhirnya lokasi terakhir yang akhirnya menjadi lokasi kegiatan di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.

berikut sekilas mengenai lokasi

Mendengar Desa Ampekale pasti adalah hal baru bagi teman-teman HIMASUPERINDO bagitupula dengan teman-teman panitia. untuk mencapai lokasi kegiatan ini dapat ditempuh dengan perjalananan kurang lebih 2 jam dari kampus universitas Hasanuddin Makassar. Desa Ampekale termasuk di wilayah admitrasi kecamatan bontoa kabupaten maros. menurut kepala desa yang sempat panitia temui, jumlah penduduk di desa ini mencapai 2.700 jiwa yang terbagi menjadi 4 empat dusun diataranya : dusun lalatedong, mangara bombang, paderi, dan  binangasangkara. Mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan sebesar 75 % sisanya di sektor lain seperti pertanian dan tambak. Kondisi desa tak jauh berbeda dengan desa pesisir pada umumnya dengan rumah panggung sederhana. bahkan beberapa diantanya terlihat akan roboh. meski demikian kesederhanaan dan keramahan warga setempat seakan memberikan semangat bagi tamu-tamu untuk datang kembali ke lokasi tersebut. ketika berpapasan mungkin teman2 sempat memberi senyuman dan sapaan palsu terhadap mereka namun dengan keluguan mereka memberikan senyuman tulus iklas dari lubuk hati yang paling dalam, sungguh suatu hal luar biasa yang sulit didapatkan didaerah lain apalagi diperkotaan.. syukur alhamdullilah kegiatan ini jugamendapat respon yang cukup baik dari kepala desa

Adapun lokasi utama kegiatan ini adalah di Dusun Binangasangkara..
baru tau juga nih.. teryata Binangasangkara berasal dari bahasa Bugis-Makassar yang berarti Binanga "Sungai" dan Sangkara " Luas" yang berarti sungai yang Luas. dan teryata betul teryata di bagian utara desa ini dipisahkan oleh sungai yang warga setempat menamakan sungai tersbut sungai Binangasangkara. sungai tersebut teryata membatasi antara kabupaten maros dengan kabupaten Pangkep. Estuaria munking adalah sebutan yang paling tepat untuk menggambarkan lokasi dusun binangasangkara desa ampekale kecamatan bontoa Maros sehingga tidak mengherankan jika beberapa ekosistem perairan seperti mangrove tumbuh subur di daerah ini. namun menurut warga setempat belum adanya kesadaran masyrakat sehingga ekosistem Mangrove tersbut mengalami pengurangan luasan akibat penebangan masyarakat, selain rendahnya pengetahuan akan pentingnya mangrove beberapa faktor lain jg menyebabkan rusaknya ekositem tersebut. barulah kemudian beberapa tahun lalu bersama dengan LSM lingkungan membentuk sebuah kelompok masyarakat perempuan "BAK'KO" yang mempunyai kepedulian terhadap ekosistem tersebut. mudah-mudahan dengan adanya Kehadiran kita Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan Se-Indonesia dilokasi tersebut dapat memberikan MOTIVASI, SEMANGAT bagi masyrakat dan generasi muda di desa tersbut untuk senantiasa melestarikan ekositem tersbut.

Kami tunggu kehadiran teman-teman di bumi pesisir desa Ampekale, bumi sejuta karya
SALAM PERAIRAN.....
Salam KEMAH REHABNAS 2012...

penulis oleh ErgiMSP09

Beberapa foto-foto di lokasi
sunset dari kejauhan di desa Ampekale.. sayang dapat mengambil foto sunset pada saat di area pesisirnya..
pasti sunsetnya bgus..








Salah Satu Kunjungan Wisata Setelah KEMAH REHABNAS 2012 Selesai

Wisata Alam Bantimurung
Salam Perairan..
setelah lelah, capek, berkotor-kotor selama kegiatan.. teman2 peserta kegiatan tidak perlu cemas karena usai kegiatan teman-teman akan di ajak untuk mencicipi Air terjun Bantimurung.. salah satu objek wisata yang terkenal di Sulawesi Selatan... di sini juga  ad goa loh... namanya goa mimpi..
penasaran?? yuk ikuti info berikut... moga bermanfaat...
Berawal dari kata Bentimerrung inilah kemudian berubah bunyi menjadi Bantimurung. Penemuan air terjun tersebut membuat rencana pembuatan jalan tidak dilanjutkan. Malah, daerah di sekitar air terjun tersebut dijadikan sebagai sebuah perkampungan baru dalam wilayah Kerajaan Simbang. Kampung ini dikepalai oleh seorang kepala kampung bergelar Pinati Bantimurung.
Saat ini, Bantimurung menjadi salah satu kecamatan dalam wilayah Kabupaten Maros, begitu pula Simbang. Sedangkan air terjun Bantimurung menjadi kawasan wisata alam. Air terjun ini berasal dari luapan air yang mengalir jatuh dari atas, merambah batu cadas dengan ketinggian kurang lebih 30 meter dari permukaan tanah. Air terjun ini menggemuruh sepanjang hari sehingga menjadikannya tempat rekreasi yang sangat populer.
Kawasan wisata alam Bantimurung terletak di lembah bukit kapur. Dikelilingi pemandangan indah dan berhawa sejuk. Lokasi ini mudah dicapai karena kendaraan umum dari dan ke lokasi selalu tersedia. Apalagi jaraknya hanya sekitar 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Maros, atau sekitar 45 kilometer dari pusat kota Makassar.
nih fotonya



Selain air terjun, terdapat objek wisata lain di sekitar kawasan ini yakni goa mimpi dan goa batu. Goa mimpi merupakan salah satu tempat yang digemari. Karena di dalam goa terdapat stalaktit (relief batu yang terbentuk dari tetesan air dan menggantung di atas langit-langit goa) indah dengan kumpulan kristal.
Di sekelilingnya diterangi lampu sehingga memperindah suasana di dalam goa. Inilah yang membuatnya disebut goa mimpi karena ketika berada di dalamnya, kita seakan-akan berada dalam mimpi. Selain itu, kondisi alam tropis yang subur menjadikan kawasan ini sebagai pemukiman ideal bagi berbagai jenis kupu-kupu. Saat ini tercatat sekitar 150 spesies kupu-kupu yang hidup di sini. Beberapa diantaranya merupakan spesies khas yang sulit ditemui di daerah lain. Tak heran bila tempat ini pernah terpilih sebagai pelaksana konferensi internasional kupu-kupu.

Sekilas Tentang Makassar & Oleh-Oleh Khas Makassar



Oleh-oleh Khas Makassar
Agar tak mudah lupa akan kenangan-kenangan di kota Makassar, selain berfoto ria, ada bagusnya Anda juga membeli cinderamata khas kota tersebut.
Berikut ini beberapa oleh-oleh khas Makassar:
Bagi yang keranjingan fashion dan tekstil, kunjungilah Sumbu Opu. Tidak jauh dari hotel Celebes. Di sana ada sutra Sengkang. Kualitasnnya bagus. Permeter dihargai sekitar 40 ribu rupiah. Kemudian, adapula berbagai macam sarung. Mulai dari harga 10 ribu hingga 100 ribu rupiah. Untuk ayah tercinta atau kakek tersayang belilah kopiah yang terbuat dari anyaman rotan.
Jika Anda berniat membeli atau menambah koleksi perhiasan. Makassarlah tempatnya. Emas di Jakarta tak ada apa-apanya secara kualitas dibanding di kota Daeang tersebut. Modelnyapun lebih bervariasi.
Untuk menambah koleksi pernak-pernik di rumah Anda, di sana juga tersedia berbagai macam barang dengan gaya etnik khas Tanah Toraja. Bahkan kopi Toraja yang aduhai itu bisa kita dapati di Kafe Bloggers Makassar. Namun, kalau gak biasa ngopi, jangan kecewa, Anda bisa membeli teh dan sirup markisa yang tentunya beda dengan sirup markisa Medan. “Untuk cemilan, jangan lupa kacang disko cap ayam dan kacang mete,”
Di sana juga banyak dijual minyak gosok. Misalnya, minyak kayu putih, balsem dan minyak tawon. Untuk minyak tawon jangan sampe salah beli, ada yang tutup putih dan merah. Tutup putih lebih mahal karena lebih bagus dibanding tutup merah. Harganya bisa tiga kali lipat dari tutup merah.

Makassar Sejuta Pesona


Tempat wisata berjibun di kota Makassar. Mulai dari bangunan bersejarah hingga pantai-pantai indah nan eksotis.
Pantai Losari
Mari kita telusuri dari tepi laut, yakni Pantai Losari. Pantai ini amat terkenal dan menjadi kebanggaan masyarakat Makassar. Dulu, pantai yang panjangnya satu kilometer ini pernah dijuluki pantai dengan meja terpanjang di dunia. Karena warung-warung tenda berjejer di sepanjang tanggul pantai.
Pantai ini memiliki keistimewaan dan keunikan yang sangat memesona. Ditemani deburan ombak yang memecah tanggul pantai dan kesejukan angin sepoi-sepoi, pengunjung dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya matahari di satu posisi yang sama hingga menghilang dibalik cakrawala.
Di sebelah selatan anjungan pantai terdapat kafe dan restoran terapung yang menggunakan perahu tradisional ‘Phinisi’. Di tempat itu anda dapat menikmati berbagai macam makanan tradisional Bugis-Makassar sambil mengakses internet secara gratis melalui hotspot di sepanjang Pantai Losari.

Pantai Tanjung Bunga
Pantai yang berjarak tiga kilometer dari Pantai Losari ini memiliki dermaga, namun tidak difungsikan sebagaimana layaknya dermaga sungguhan. Kawasan rekreasi ini lebih dikenal dengan Akkarena. Selain berenang dan menikmati tenggelamnya matahari di waktu senja, Anda dapat bersantai di pinggir dermaga sambil menikmati cemilan dan minuman ringan. Pantai ini cukup sunyi di luar weekend dan letaknya sedikit tersembunyi. Tepat bagi Anda yang menginginkan kesendirian.

Benteng Ujung Pandang
Beranjak ke tengah kota, Anda dapat mengunjungi Benteng Ujung Pandang atau yang sering disebut Fort Rotterdam. Situs ini adalah peninggalan Kerajaan Gowa. Dibangun pada 1545 oleh raja Gowa X yang bernama Imanrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung. Ia dikenal juga dengan nama Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Bentuk dasar benteng ini adalah kotak besar seperti seekor penyu, dengan gaya arsitektur Portugis yang di buat dari bahan tanah liat. Modelnya sama dengan benteng di Eropa diabad ke-16. Dibangun kembali oleh VOC setelah mengalahkan kerajaan Gowa.
Di dalam kompleks Fort Rotterdam, terdapat Museum La Galigo yang merupakan replika pusat pemerintahan kerajaan Gowa. Salah satu yang terkenal adalah naskah sastra yang tertulis diatas lembaran lontar sebanyak 3500 lembar berjudul I La Galigo. I La Galigo dinobatkan sebagai naskah lontar terpanjang yang pernah ada dalam sejarah Indonesia.

Benteng Somba Opu
Benteng bersejarah yang lain adalah Somba Opu. Dibangun pada abad ke-15 oleh Raja Gowa IX. Namanya Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi Kallonna. Bahannya dari tanah liat dan putih telur, sebagai pengganti semen. Pada pertengahan abad ke-16 Benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa.
Benteng ini berbentuk persegi empat dengan dinding setebal 12 kaki. Di dalam benteng ditempatkan sebuah meriam terbesar yang pernah dimiliki oleh kerajaan di Indonesia pada jaman kolonial. Meriam yang dijuluki “Anak Makassar” ini berbobot 9.500 kg dengan panjang 6 meter dan berdiameter atau berkaliber 41,5 cm.

Pelabuhan Paotere
Sekitar tiga kilometer arah utara kota, anda dapat mengunjungi Pelabuhan Rakyat Tempo Dulu. Namanya Paotere. Legenda kemasyhuran Paotere membuat Makassar yang sempat bernama Macassar maupun Jungpandang ini ramai dibicarakan orang.
Pada abad ke-17. Jejak-jejak ketangguhan pelaut Makassar masih dapat kita jumpai di kawasan Paotere yang hingga kini masih menjadi pusat sandar kapal nelayan dari berbagai daerah.
Denyut aktifitas pelelangan ikan di Pelabuhan Paotere sudah ramai sejak dinihari. Aktivitas bongkar muat serta keriuhan nelayan menjajakan hasil tangkapannya menjadi pemandangan cukup unik. Bila senja menjelang, pemandangan di pelabuhan ini akan lebih indah lagi dengan panorama matahari tenggelam yang memancarkan warna-warni sebagai latar belakangnya.

Makam Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro, anak dari Sultan Hamngkubuwono III, yang wafat pada 8 Januari 1855 dimakamkan di sebuah kompleks pemakaman keluarga di Jalan Diponegoro, Makassar. Pangeran Diponegoro memimpin perlawanan terhadap Belanda dalam perang Jawa di tahun 1825 - 1830. Ditipu oleh Belanda kemudian dibuang ke Makassar hingga akhir hayatnya. Sebuah silsilah keluarga digambarkan di makam memperlihatkan bahwa keluarganya telah menetap di Makassar.

Makam Sultan Hasanuddin
Beranjak ke arah selatan kota, tepatnya di Sungguminasa, anda dapat berziarah ke makam ‘Ayam Jantan dari Timur’ Sultan Hasanuddin (1629-1690) yang terkenal dengan keberaniannya yang luar biasa dalam pertempuran melawan Belanda di Sulawesi Selatan. Tidak jauh dari makam tersebut terdapat sebuah mesjid berusia ratusan tahun yang dikenal dengan Masjid Tua Katangka. Dibangun pada 1605, sebagai pertanda awal masuknya Islam di kerajaan Gowa.
Sekitar satu kilometer dari masjid tua, terdapat kompleks makam Raja-raja Gowa dan keluarganya. Salahsatunya adalah makam tokoh pejuang dan ulama besar Syekh Yusuf al-Makassari. Ulama ini pernah dibuang oleh penjajah Belanda ke Cape Town, Afrika Selatan, hingga akhir hayatnya pada 23 Mei 1699 di usianya yang ke-73. Makam ulama yang bergelar ‘Taj al-Khalwatiyah Tuanta Salama” selalu ramai dikunjungi masyarakat Bugis-Makassar dengan hajat melepas nazar atau menyampaikan doa.

Pulau Samalona
Jika masih punya waktu, sebaiknya Anda mengunjungi beberapa pulau yang cukup dekat dengan kota Makassar. Di antaranya, Pulau Samalona. Pilau ini adalah tempat yang menyenangkan dan terkenal sebagai tempat untuk berenang dan menyelam, salah satu dari pulau-pulau koral di lepas pantai Makassar. Batu karang yang mengelilinginya berupa taman laut di bawah air mempunyai susunan koral dalam segala tipe dan warna warni yang indah dan berbagai rona warna yang sungguh mengagumkan dari ikan tropis dan kehidupan biota lautnya.
Pulau ini dulunya hanya diperuntukkan bagi kaum elit. Fasilitas saat ini tersedia bagi wisatawan yang ingin beristirahat malam di pulau tersebut. Untuk menuju pulau ini bisa menggunakan perahu nelayan (perahu dengan mesin tempel) dan memerlukan waktu tempuh tidak lebih dari setengah jam. Di pulau ini berdiri sebuah mercu suar yang digunakan sebagai tanda batas daratan bagi kapal-kapal berbadan besar.

Pulau Barrang Lompo
Dari Samalona, anda bisa meneruskan ke Pulau Barrang Lompo. Anda bisa menyaksikan taman laut yang sangat elok dan menarik. Diantara pulau disekitarnya hanya Barrang Lompolah yang mempunyai sumber mata air tawar menjadikan pulau ini banyak dihuni oleh nelayan, pelayar dan beberapa keluarga perajin perak tradisional.
Terakhir dalam perjalanan pulang dari pulau-pulau itu, jangan lupa mampir di Pulau Kayangan, dicapai 45 menit. Kayangan adalah pulau koral yang paling dekat dengan pelabuhan Makassar telah dikembangkan sebagai pusat rekreasi. Ia merupakan tempat bersantai yang terkenal bagi penduduk kota Makassar dan sekitarnya. Di akhir pekan, pertunjukan dan hiburan khusus selalu diprogramkan untuk menghibur para pengunjung. Perahu penyeberangan telah diatur secara berjadwal untuk mengantar pengunjung ke pulau dan membawanya kembali ke kota. Pulau-pulau lain yang juga tak kalah eloknya, adalah Pulau Kodingareng, Pulau Barrang Caddi.

Kuliner Maknyus di Kota Daeng

Coto Makassar
Jangan bilang pernah ke Makassar jika Anda belum mencicipi Coto Makassar. Sebuah masakan yang rasanya nikmat dan menjadi masakan primadona di kota Daeng. Menu inilah yang membuat orang Bugis dan Makassar selalu rindu pulang kampung.
Di kota Makassar, coto Makassar mudah di dapat. Warung-warungnya biasa mangkal di pinggir-pinggir jalan besar. Mulai dari kelas restoran hingga kaki lima. Maklum, hidangan ini adalah salah satu “trade mark” kuliner tradisional kota Makassar.
Makanan yang biasa juga di sebut Coto Mangkasara itu terbuat dari jeroan dan daging sapi. Seperti hati, limpa, jantung dan usus. Coto yang hanya berisi Hati, Limpa dan Jantung, biasanya disingkat Halija. Mereka direbus dalam waktu yang lama. Tujuannya supaya lunak. Lalu, jeroan dan daging itu diiris-iris. Tak berapa lama, bumbu yang diracik secara khusus pun di masukkan. Biasanya coto itu dihidangkan dalam mangkuk dan dimakan dengan ketupat serta burasa.
Jeruk nipis punya peran penting di dalam Coto Makassar. Rasanya ada yang aneh tanpa kehadiran benda bulan kecil berwarna hijau itu. Setalah itu, tambahkanlah coto Anda dengan sambal dan kecap manis. Hmmm...! maknyos rasanya. Namun, bagi Anda yang mempunyai kolesterol tinggi, janganlah banyak-banyak makan menu itu.
Di kota Makassar, coto itu dihargai dengan cukup murah. Dengan duit 20 ribu rupiah, Anda sudah puas dan kenyang dibuatnya.
Berikut ini warung-warung coto yang terkenal di kota Makassar; Coto Gagak (Jl. Gagak), Coto Latimojong (Jl. Gn. Latomojong) dan Coto Paraikatte yang terletak di Jl. AP Pettarani.


Pallubasa

Makanan ini juga berbahan dasar jeroan, seperti halnya Coto Makassar. Bahkan cara memasaknnya juga hampir sama. Bedanya terletak pada kuah. Pallubasa diberi kuah yang dicampur dengan kelapa parut goreng. Baunya sangat khas dan menggugah selera. Jika Coto Makassar ditemani ketupat, maka Pallubasa berteman dengan nasi putih.
Di kota Makassar, tempat paling enak makan Pallubasa adalah di jalan Serigala. Tempatnya sederhana dan terjangkau secara materi. Warung ini berukuran kecil dan hanya memakai tenda plastik. Jika tak ingin berantri panjang, jangan coba-coba datang siang hari.

Sop Konro dan Sop Saudara

Hidangan ini berbahan dasar tulang rusuk (iga) sapi atau kerbau. Dimakan bersama nasi putih dan sambal. Kuahnya berwarna coklat kehitaman. Warna yang kegelapan itu berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam. Salah satu bumbunya adalah ketumbar.
Sop Konro kegemaran warga Makassar berlokasi di bilangan lapangan Karebosi, jalan Gunung Lompobattang. Namanya, Sop Konro Karebosi. Cabangnya ada juga di Ibukota. Warung ini juga menyajikan Konro Bakar.
Yang tak kalah serunya adalah Sop Saudara. Jangan salah, ini bukan berasal dari daging saudara yang dibikin sup. Bahan dasar masakan berkuah ini adalah daging sapi/kerbau yang dimasak dengan aneka bumbu dan disajikan bersama nasi putih. Sop Saudara biasanya dihidangkan bersama Ikan Bandeng Bakar sebagai tambahan lauknya. Ikan ini bersambal kacang.
Nikmatilah makanan ini di sekitar jalan DR. Wahidin Sudirohusodo atau di bilangan Jl. St. Alauddin.

Ikan-ikanan

Bila bosan dengan masakan berbahan daging, Anda bisa mencoba kelezatan dari berbagai macam masakan Ikan. Ikan Bakar adalah salah satu primadonanya.
Berbagai jenis ikan ditawarkan. Mulai dari ikan air payau sebangsa bandeng (di Makassar namanya ikan Bolu), hingga ikan air asin yang berbadan cukup besar. Misalnya, ikan Kakap, ikan Baronang dan ikan Sunu. Ada semacam pameo bahwa orang Bugis Makassar memang tidak bisa dipisahkan dengan ikan. Makan tanpa ikan ibaratnya belum lengkap, bahkan terkadang dianggap belum makan.
Di sekitar Pantai Losari anda dapat menikmati ikan bakar dengan ditemani semilir angin yang berhembus. Lebih asyik lagi bila ikannya adalah ikan yang baru dijemput dari nelayan yang baru berlabuh. Sekadar informasi ikan-ikan laut tangkapan nelayan Sulawesi Selatan, rasa dan aroma ikannya boleh dibilang masih sangat berkualitas. Dagingnya lebih empuk dibandingkan dengan ikan di pulau Jawa.
Apalagi orang Bugis Makassar dikenal piawai mengolah ikan dengan bumbu yang minimalis tapi dengan hasil yang maksimalis. Tempat makan ikan bakar paling asik di Makassar adalah Rumah Makan Lae-Lae. Tak jauh dari tempat pelabuhan dan pelelangan ikan Paotere. Presiden SBY pernah menikmatinya di sana.

Makanan Alternatif

Kota Anging Mamiri ini juga mempunyai penganan alternatif. Contohnya Kapurung. Makanan ini terbuat dari sari atau tepung sagu. Kapurung dimasak dengan campuran ikan atau daging ayam dan aneka sayuran. Disajikan dengan bumbu rempah yang menghasilkan rasa yang sangat luar biasa. Biasanya banyak disajikan di sekitar Jalan Rajawali II Makassar.
Belakangan, masakan tradisional ini mulai populer. Selain ditemukan di warung-warung khusus di Makassar juga telah masuk ke beberapa restoran, bersanding dengan makanan modern. Di daerah asalnya sendiri, Luwu (Palopo), Kapurung sering juga di sebut Bugalu.
Lalu, ada pula pisang Epe. Masuk juga sebagai makanan favorit. Jika anda menyusuri Pantai Losari, maka anda akan banyak menemui jajanan ini. Makanan ini terbuat dari pisang kepok yang mengkal. Lalu dibakar dan dipipihkan menggunakan sepasang balok kayu. Pisang Epe’ disajikan dengan kuah air gula merah yang biasanya telah dicampur dengan durian atau nangka yang aromanya dapat membangkitkan selera. Sambil menikmati desir angin pantai, makanan ringan ini benar-benar menjadi sensasi tersendiri.
Sebagai teman Pisang Epe, anda bisa memilih minuman Sarabba. Sangat baik untuk menghangatkan tubuh. Minuman yang terbuat dari jahe, telor, santan dan gula merah ini memiliki rasa yang sangat khas. Sarabba bisa ditemui banyak di pinggir jalan di malam hari. Biasanya penjual Sarabba juga menyediakan cemilan Ubi dan pisang goreng sebagai pasangannya. Sebuah kombinasi yang pas dan dijamin anda tak akan pernah menyesal mencicipinya.
Bagi Anda yang belum terbiasa dengan masakan tradisional Makassar, anda jangan khawatir hampir semua jenis makanan khas dari berbagai daerah di negeri ini dapat dijumpai di Makassar. Nah selamat berburu kuliner khas kota para Daeng.
sumber:http://kerajinansulawesi-selatan.blogspot.com/2009/04/sombu-opu-adalah-nama-jalan-yang.html

Sekilas Tentang KEMAH REHABNAS 2012 beserta Rangkaian Kegiatan

Kegiatan Mahasiswa Rehabilitasi Nasional Perairan 2012 “KEMAH REHABNAS 2012”  merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh HIMASUPERINDO dengan Bekerja Sama HMP MSP KEMAPI FIKP UNHAS sebagai tuan rumah untuk kegiatan ini.

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah :
  1. Memperbaiki ekositem perairan yang mengalami degrdasi akibat berbagai aktivitas manusia.
  2. Memberikan penyadaran kepada masyarakat, mahasiswa dan pengambil keputusan akan pentingnya melestarikan ekosistem pesisir
  3. Memberikan Informasi kepada pemerintah Indonesia terkait beberapa wilayah yang mengalami degradasi ekosistem.
  4. Membangun komitmen antara pemerintah Daerah dan Masyarakat perikanan untuk bekerjasama dan berperan aktif dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan selalu memperhatikan kaidah kelestarian lingkungan.
  5.  Memberikan solusi terkait permasalahan sumberdaya perairan di Indonesia.
  6. Menghasilkan pemikiran maupun inovasi-inovasi terbaru dalam melakukan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut
Rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal :  10- 14  Oktober  2012 di Kampus Universitas Hasanuddin, dan  Desa Ampekale, Kec Bontoa, Kab.Maros 

 KEGIATAN
1.     SEMINAR NASIONAL PERAIRAN
Topik                                    : Rehabilitasi dalam konsep pembangunan Ekosistem berkelanjutan dan kemandirian pangan Nasional
Tanggal                               : 10  oktober 2012
                                      Tempat                                : Auditorium Prof.Amiruddin Universitas Hasanuddin.
                                       Bentuk kegiatan                  : Pemberian Materi oleh Pemateri dari Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan, Dirjen Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan pemateri lain yang membahas tentang konsep rehabilitasi secara nasional. Dalam kegiatan ini dirangkaikan pula dengan pameran HMP MSP dan Kondisi Pesisir Sulawesi selatan secara umum.
2.     LOKAKARYA  REHABILITASI PERAIRAN
Tanggal                               : 10  oktober 2012
                                       Tempat                               : Auditorium Prof.Amiruddin Universitas Hasanuddin.
                                       Bentuk kegiatan                  : Penyampaian tentang permasalahan umum perairan oleh pemateri sekaligus penyampaian dari masing-masing delagasi mahasiswa manajemen sumberdaya perairan se-Indonesia tentang permasalahan ekosistem perairan yang ada di wilayah mereka masing-masing.
Tujuan                                 : Memberikan wadah kepada para mahasiswa manajemen sumberdaya perairan se-Indonesia untuk saling bertukar pikiran, pendapat dalam melakukan aksi nyata melalui proses rehabiltasi.
Luaran                                 : Adanya informasi terkait Lokasi yang mengalami kerusakan di Indonesia.
3.     KEGIATAN MAHASISWA REHABILITASI NASIONAL PERAIRAN 2012
Kegiatan Mahasiswa rehabilitasi adalah inti dari kegiatan Mahasiswa Rehabitasi Nasional 2012. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros pada tanggal 13-14 oktober 2012. Desa Ampekale adalah salah satu desa pesisir yang dibagian barat desa tersebut ditumbuhi oleh tanaman mangrove, Namun perlahan mengalami degradasi akibat kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya ekosistem tersebut terhadap kelangsungan hidup mereka. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengajak serta masyarakat dan pemangku kebijakan setempat untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan rehabilitasi perairan.
-         Observasi lapangan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal perairan yang akan direhabilitasi. Adapun pada kegiatan ini peserta akan dibagi beberapa kelompok yang selanjutnya akan melakukan observasi lapangan setelah itu kelompok tersebut mempersentasikan hasil data yang diperoleh ke forum. Setiap kelompok mengeluarkan rekomendasi terkait hasil persentase data observasi yang telah dilaksanakan
-         Aksi Nyata Rehabilitasi dan Penanaman 1 juta mangrove
Kegiatan ini dilaksanakan dengan masyarakat bersama dengan pemerintah setempat. Kegiatan ini berupa penerapan konsep rehabilitasi yang sudah dipaparkan terlebih dahulu. selanjutnya mahasiswa Melakukan kegiatan rehabilitasi Mangrove meliputi  konsep rehabilitasi secara alami dilanjutkan penanaman  bibit pohon Mangrove secara langsung berdasarkan lokasi hasil observasi awal yang telah dilaksanakan sebelumnya.
4.        KEGIATAN TAMBAHAN
Desa Ampekale adalah salah satu desa pesisir di kecamatan bontoa kabupaten maros.  Mayoritas penduduk berprofesi sebagai nelayan dan petani tambak. Kondisi Desa Ampekale pada dasarnya menyerupai dengan kondisi desa pesisir pada umumnya dimana rumah-rumah masyarakat yang sangat sederhana, bahkan beberapa rumah terlihat akan roboh. begipulla dengan kondisi pendidikan pada desa tersebut masih memprihatinkan. Olehnya beberapa kegiatan tambahan Insya Allah akan kami laksanakan diantaranya :
-         Nonton bareng Film Lingkungan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya ekosistem pesisir.
-         Sekolah Pesisir
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada anak-anak pesisir Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros selain itu pada kesempatan ini juga akan dilaksanakan kegiatan penyumbangan buku-buku tentang lingkungan pada Taman baca “BAKKO” yang merupakan hasil swadaya masyarakat setempat yang peduli terhadap kondisi pendidikan di daerah tersebut
-         BAKTI SOSIAL “Bersih Desa dan Pesisir”
Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan Mahasiswa Rehabilitasi Nasional Perairan 2012. Dimana masyarakat dan mahasiswa secara bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar desa dan pesisir. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan desa pesisir yang bersih dan sehat. Selanjutnya hasil kegiatan tersebut akan direkomendasikan untuk  menjadi desa binaan Himpunan Mahasiwa Profesi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Hasanuddin. 
KUNJUNGAN WISATA 
Kunjungan wisata merupakan kegiatan penutup setelah rangkaian kegiatan KEMAH REHABNAS 2012 selesai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan wisata di Sulawesi selatan kepada seluruh peserta kegiatan Se-Indonesia. Kegiatan ini direncakanakan akan dilaksanakan di Anjungan LOSARI yang merupakan Icon Kota Makassar dan  Taman Nasional dan wisata Air terjun BANTIMURUNG Kabupaten Maros.